Jika aku hidup 80 tahun lagi, aku ingin kau tetap putraku. Dan aku ibu bagimu, tempatmu bertanya tentang hidup, dan aku bicara tentang bijak.

Jika aku hidup 70 tahun lagi, aku ingin kau tetap putraku. Dan aku ibu bagimu,tempatmu menangis kala luka, dan tangan tuaku selalu lebih baik dari tangan perempuan manapun untuk menghapus air matamu.

Jika aku hidup 60 tahun lagi, aku ingin kau tetap putraku. Dan aku ibu bagimu,tempatmu pulang kala rindu memenuhimu, dan kata tak lagi cukup jelas tuk memanggilmu kembali.

Jika aku hidup 50 tahun lagi, aku ingin kau tetap putraku. Dan aku ibu bagimu,tempatmu bersandar manja dan melupakan kerumitan hidup seorang lelaki dewasa.

Jika aku hidup 40 tahun lagi, aku ingin kau tetap putraku. Dan aku ibu bagimu,tempat doa-doa yang mengangkat namamu ke langit : agar imanmu teguh, agar akhlakmu sempurna, agar kau selalu bahagia.

Jika aku hidup 30 tahun lagi, aku ingin kau tetap putraku. Dan aku ibu bagimu, tempat kau bertanya tentang cinta, saat luka dan air mata tak pernah lelah menyakitimu.

Jika aku hidup 20 tahun lagi, aku ingin kau tetap putraku. Dan aku ibu bagimu, tempatmu bercerita tentang seorang perempuan yang mulai merona di hatimu, yang hadirnya adalah desiran tanpa defenisi,yang menyalakan tanggung jawabmu, yang kau pilih sebagai labuhan setiamu, dunia dan akhirat.

Jika aku hidup 10 tahun lagi, aku ingin kau tetap putraku. Dan aku ibu bagimu,tempatmu mengeja prinsip-prinsip agama dan riak kenyataan hidup, tempat makna dan bulir hikmah kau sesap.

Jika aku hidup 1 hari lagi, dan tersisa satu subuh lagi,aku ingin bisa membangunkanmu di pagi buta untuk menegakkan subuh berjamaah.  Agar kau mewarisi kejayaan generasi shalih, agar hidupmu berkah,agar malaikat mendoakanmu, agar Allah senantiasa memeliharamu, ada dan tiada ibu. 

Jika aku tak lagi hidup, maka engkau hiduplah dengan baik, putraku.
_________________________
11 April 2016, catatan 8 tahun usia kakak Fathi.