Pagi hari saat terbangun, buru-buru kuraih hp untuk mengetahui perkembangan kondisi di Mesir. Ini telah menjadi kebiasaan sejak berita tentang presiden terpilih Muhammad Moursi digulingkan militer dalam sebuah kudeta. Sejak pertama mengikuti berita tentang mesir, saya selalu membaca dengan rasa sesak, meski kadang dalam beberapa tulisan yang mengulas keteguhan mereka ada rasa haru yang diselubungi iri, betapa mereka sangat yakin pada prinsip mereka dan betapa Allah menyayangi mereka dengan kesyahidan.

Pembantaian pertama, ( 8 Juli 2013), yang dilakukan militer pada saat demonstran sedang melaksanakan shalat subuh sungguh sangat menyayat hati. Kukatakan, mereka yang melakukan itu bukanlah manusia, tapi binatang.

Lalu kini, hari ini, pembantaian biadab itu kembali dilakukan, hanya dalam sehari lebih dari 4500 syahid dan tidak kurang dari 15000 korban luka-luka.

Menggambarkan kejadian yang menimpa mesir hari ini tak akan pernah cukup dengan jejaran kata dan lapis-lapis kalimat. Beberapa kali saya hanya bisa membisu dan tangan menjadi kaku untuk menuliskan sesuatu, sebab dalam hati ini, ada perih karena luka yang tak merah sebab darah.... luka ini ada pada ujung peluru tajam yang menembus tubuh mereka, pada darah yang membasah di pakaian mereka, pada gas beracun yang menyesakkan nafas mereka, pada panasnya api yang membakar mereka hidup-hidup, ....

Tapi entahlah.... aku mungkin salah mengira, tetapi adakah mereka menangis?

Saya tersenyum saat membaca berita tentang syahidnya putri pemimpin Ikhwan Dr. Muhammad Baltaji yang berumur 17 tahun, Asma' binti Baltaji.



Sesaat setelah gugurnya putri beliau, Dr Baltaji diwawacarai Al Jazeera. Beliau menyatakan, "Saya tidak butuh bela sungkawa untuk putriku Asma'. Sekarang dia sudah di Surga Firdaus".

Dan senyum itu berganti kecemburuan yang menampar di hati ketika kubaca tentang Dokter Abdurrahman Eldeeb yang bertugas sebagai tim medis di Rab'ah yang sebelum syahidnya telah mencium bau syurga.



Maha benar Allah dalam Firmannya, bahwa mereka tidak mati. Mereka ( yang syahid itu) hidup disisi Rabb-nya, dalam Rahmat dan Karunia yang besar.

Selamat jalan saudara-saudariku, Allah SWT sungguh menyayangi kalian hingga memilihkan kesyahidan bagi akhir hidupmu, berbahagialah di sisi Rabb bahwa darah kalian telah menjadi bahan bakar jihad dan dakwah yang panjang ini. Dalam luka perih di hati ini, sungguh kecemburuan adalah yang paling kami rasakan... kalian adalah yang terpilih.

Ramadhan terakhir kalian begitu khusyu’. Dalam jihad dan ukhuwah terbaik. Hari idul fitri kalian juga adalah yang terbesar di dunia dengan ratusan ribu jamaah. Dan akhir hidup kalian adalah yang terindah.

Hari ini, sejarah akan mencatat dengan tinta yang tak kan pernah dilupakan oleh peradaban manusia. Ke-biadab-an yang menimpa Mesir hari ini, kemarin dan esok, adalah luka seluruh umat islam. Begitu pun pada tiap nyawa muslim di dunia lainnya.

Ini adalah gambar (kenangan ) suka duka para demonstran mesir dalam keteguhannya di medan Raba'ah Al adawiyah yang saya kumpul dari media online : 

Demonstran damai memenuhi Raba'ah al dawiyah sejak hari pertama di gulingkannya priseden terpilih Muhammad Moursi

Pembantaian pertama oleh militer (8/7) sekitar 250 syahid dan tidak kurang 2000 luka-luka

setelah pembantaian, demonstran justru semakin bertambah, dan keteguhan mereka untuk tetap tinggal di medan Raba'ah Aladawiyah semakin kuat

memasuki bulan Ramadhan, buka puasa bersama di tenda


bahkan salah seorang demonstran telah menyiapkan kafan untuk menyambut karunia syahid

seorang istri di sisi jasad suaminya


shalat berjamaah memenuhi ruas-ruas jalan

dalam kondisi seperti ini tetap ada kebahagiaan, beberapa dari demonstran melaksanakan pernikahan mereka

bayi pertama yang lahir di medan Raba'ah, namnya Mu'tashim lahir pada 27 Ramadhan :)..... namun bayi ini menjadi salah satu korban pada pembantaian berdarah kedua.
Si kecil Mu'tashim tanpa nyawa.....

Suka cita Ummahat menyambut hari Idul Fitri :)


Pembantaian kedua 
dalam sehari lebih dari 4500 syahid dan 15000 lebih korban luka-luka

Sungguh demikian..... kalian adalah pemenang jihad ini.


Selamat Jalan Syuhada, Semoga kami menyusul kalian dengan kesyahidan pula...Allahumma amiiin.